Kabupaten KotabaruSosial

Miris Keadaan Warga di Desa Tanjung Samalantakan

0

KOTABARU, REPORTASE9.COM – Sungguh memilukan kisah haru Keluarga dari pasangan Fahmi dan Hamisah, di Desa Tanjung Samalantakan, Kecamatan Pamukan Selatan Kabupaten Kotabaru.

Rumah yang mereka tinggali itu nyaris kosong tak ada satupun perabotan di dalamnya, hingga sekilas nampak seperti rumah tak berpenghuni.

Bahkan satu-satunya yang menandakan rumah itu memang dihuni adalah jemuran yang membentang nyaris disepanjang dinding bagian dalam rumah.

Rumah dengan dinding kalsibord dan sebagian papa, lantai yang berlubang serta menggunakan atap dari asbes, tanpa pelapon nyaris tidak ada sekat dinding hingga otomatis tidak ada ruang kamar, dapur, apalagi kamar mandi dan toilet.

Dan satu-satunya sekat dinding yang ada hanya membatasi ruang tamu dengan ruang dalam yang itupun dindingnya sudah berlubang.

Andai rumah yang mereka tempati tak riuh oleh suara anak kecil tangisan Bayi, baik terlihat dari luar maupun dibagian dalam sekilas betul-betul seperti tanpa penghuni, padahal rumah tersebut merupakan tempat tinggal Fahmi beserta Istrinya Hamisah dan 4 orang anak-anaknya yang masih kecil.

Tak hanya itu, agar bisa memasak menggunakan tungku Hamisah terpaksa harus menggunakan Pintu belakang rumahnya untuk dijadikan bahan kayu bakar karena tidak adanya bahan kayu dan tidak mempunyai kompor.

Saat dijumpai Hamisah mengatakan, jangankan membeli perabotan rumah, untuk makan sehari-hari saja hanya mengharap dari hasil kerja suaminya ikut mencari ikan bersama orang dilaut.

” Jangankan untuk melengkapi kebutuhan di rumah, untuk makan sehari-hari aja kami pas-pasan, dan hasil mencari ikan hanya cukup untuk makan” ujar Hamisah, sembari mengasuh anaknya yang masih berumur dua bulan itu, Selasa (8/8/2023).

Ia juga menyebutkan, dengan hidup yang serba kekurangan ia beserta suami juga tidak mampu lagi membelikan Susu SGM dan pampers anaknya yang masih berusia dua bulan itu.

” Dulu sempat minum SGM, karena sudah tidak mampu beli lagi suami saya suruh ganti dengan susu Enak Kaleng selain mudah didapat juga harganya lebih murah “ucapnya.

Hamisah juga harus menerima kenyataan, anak pertamanya terpaksa harus putus sekolah lantaran tidak mempunyai biaya.

” Anak pertama saya sempat sekolah, naik kelas 5 SD udah berenti karena terkendala biaya, dan sekarang sering ikut orang kerja bersih-bersih kapal Nelayan buat bisa belanja sehari-harinya”katanya.

Melihat kondisi keluarga Hamisah dan Fahmi yang hidup serba kekurangan tersebut, membuat hati Fana sosok Wanita yang bekerja sebagai Biduan panggung kepanggung ini tersebut.

Fana juga diketahui kerap membagikan sedikit Rejekinya kepada Hamisah dan anak-anaknya agar bisa berbelanja seperti anak-anak lain, dan membantu untuk keperluan sehari-hari.

Dengan melihat secara langsung kondisi rumah Hamisah, Fana mengatakan keluarga ini benar-benar harus mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah ataupun warga sekitar.

Mereka juga merupakan golongan orang yang tidak mampu, tinggal di rumah kosong tidak ada perabotan rumah tangga, bahkan lebih parahnya rumah tersebut tidak layak untuk dihuni.

” Seharusnya Ibu Hamisah dengan anak-anaknya ini mendapatkan perhatian penuh dari warga setempat atau pemerintah karna untuk makan saja susah apalagi untuk kebutuhan lain-lainya dan biaya sekolah mereka dapat dari mana”tandas Fana.

Lanjutnya, untuk makan sehari sekali hanya berharap dari hasil kerja suaminya itupun tidak mencukupi terkadang bisa sampai tidak makan sama sekali. Itu terlihat jelas oleh Fana saat ia manggung di Desa Tanjung tersebut.

” Kalo mereka lapar pasti ke rumah warga minta nasi atau sisa makanan, apa lagi ada anaknya yang masih umur 2 bulan karena tidak mampu membelikan susu SGM terpaksa harus minum susu Enak kaleng”tandasnya.

Fana berharap, Pemerintah Daerah Kotabaru atau Dinas-dinas terkait dapat melihat kondisi keluarga Fahmi dan Hamisah yang benar-benar memerlukan bantuan dan mendapatkan perhatian khusus.

” Anak-anaknya yang masih kecil itu perlu perhatian, meraka juga perlu pendidikan. Saya harap Pemerintah segera bergerak untuk membantu Fahmi dan Hamisah ini “pungkasnya.

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like