By 
Satuan Tugas (Satgas) Pamrahwan (Pengamanan Daerah Rawan) Kabupaten Puncak Jaya, Yonif Mekanis Raider 412 Kostrad kenalkan Tari Tobelo kepada masyarakat Puncak Jaya sebagai tarian pergaulan, di Puncak Jaya, Provinsi Papua, Senin (24/6).
Hal tersebut dilaksanakan, dilatar belakangi kawasan Puncak Jaya memiliki potensi gangguan keamanan, salah satunya disebabkan oleh pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), yang diduga menghasilkan hasil yang tidak memuaskan, sehingga menyebabkan pertikaian antar kelompok, dimana masing-masing kelompok pendukung bergerombol dalam satu kampung.
Pertikaian ini menjadi pemicu terjadinya perang antar kampung di Puncak Jaya yang mengakibatkan kerugian jiwa, harta dan fasilitas umum.
Perang antar kampung ini menjadi konflik sosial yang membuat masyarakat tertekan dan hidup dalam ketakutan.
Satgas Pamrahwan Yonif Mekanis Raider 412 Kostrad memiliki tugas utama untuk memulihkan dan menjaga stabilitas keamanan di kawasan Puncak Jaya.
Lewat gagasan Dansatgas Letkol Inf Eko Bintara Saktiawan, ingin menciptakan kembali suasana bahagia di lingkungan masyarakat puncak jaya, dengan memperkenalkan tarian Tobelo yang sudah terkenal di sebagian besar daerah di Indonesia sebagai tari pergaulan.
Dengan tari ini menurut Eko Bintara Saktiawan, diharapkan masyarakat Puncak Jaya dapat kembali ke kondisi psikis yang normal serta memperoleh tarian baru yang dapat dijadikan hiburan bersama.
Tari ini diajarkan kepada anak-anak sekolah yang berada di sekitar Poskotis Satgas Pamrahwan Yonif Mekanis Raider 412 Kostrad.
“Anak-anak ini sangat antusias dalam mempelajari tari Tobelo. Musiknya yang ringan dan enak didengar membuat anak-anak Puncak Jaya dalam waktu satu minggu sudah menguasai tarian ini,” ucapnya.
Wajah yang riang dan tawa yang lepas membuncah di Poskotis.
“Kami melihat raut muka yang ceria membuat mereka sedikit terlepas dari berbagai permasalahan yang mereka hadapi, harapan kami dengan masyarakat yang bahagia ini dapat membuat Puncak Jaya menjadi lebih sejahtera di kemudian hari,” pungkas Eko Bintara Saktiawan.
Comments