AdvertorialBanjirKabupaten Tanah BumbuPeristiwa

BPBD Tanbu Terus Bersiaga

0

TANBU, REPORTASE9.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Bumbu melaksanakan koordinasi guna memberikan himbauan terhadap masyarakat untuk tetap mewaspadai La Nina, Senin (15/02).

Perlu diketahui La Nina merupakan fenomena suhu permukaan laut yang menurun sepanjang timur dan tengah Samudera Pasifik di garis khatulistiwa. Dimana, ketika La Nina terjadi, Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.

Diungkapkan BPBD Kabupaten Tanbu melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapan, Abdul Rahim [pihaknya telah mempersiapkan diri sejak bulan November bulan lalu apabila terjadi perubahan pada laut pasifik.

Selain itu, BPBD Tanah Bumbu juga telah melaksanakan rapat koordinasi  bersama SKPD terkait serta pihak TNI-POLRI untuk mempersiapkan diri menghadapi La Nina yang diperkirakan terjadi pada Bulan Desember 2020 hingga puncaknya pada Bulan Februari 2021

“Dari hasil rapat koordinasi kita membuat edaran kepada seluruh camat untuk memantau kondisi tiga sungai yang sering berdampak di Tanbu, diantaranya sungai di Desa Karang Bintang, Sungai Kusam dan Sungai di Satui,” ucapnya.

Abdul Rahim menerangkan hingga kini BPBD Tanbu telah siap mengkondisikan bagaimana kesiapan rekan-rekan yang berperan di wilayah relawan-relawan yang siaga untuk memberikan laporan secepatnya ke BPBD jikalau terjadi kenaikan debit air di wilayah masing-masing desa.

Dan, kemarin lanjutnya, BPBD telah menerbitkan surat edaran dari Bupati yang diluncurkan kepada masyarakat melalui camat Se-Tanah Bumbu, berkaitan dengan kesiapan mengahadapi banjir, angin puting beliung, longsor dan Rob atau banjir yang diakibatkan oleh air laut yang pasang yang menggenangi daratan yang sering terjadi pada musim La Nina karena ada peningkatan dengan istilah Pasang-Barat.

“Terkait dengan itu pula kita sudah sediakan peralatan-peralatan untuk kegiatan kebencanaan bahkan kemaren kita kirim juga ke Kurau untuk membantu saudara kita disana dalam evakuasi dan lebih lanjut kita sudah menyiapkan surat siaga darurat bencana, dimana sewaktu-waktu jika terjadi adanya/meningkatnya kondisi,” katanya.

Ia melanjutkan dengan kekhawatiran akan Kondisi curah hujan tinggi yang masih sering terjadi di Tanbu, bahwa masyarakat tidak boleh lengah dalam situasi ini.

“Saya selalu mengingatkan kepada masyarakat, bahwa kita ini wilayah berpotensi banjir, jangan terlena dengan bencana di 11 kabupaten yang sudah ada, mewanti-wanti menghimbau kepada masyarakat bagaimana dan apa fungsi Drainase lingkungan terutama di perkotaan, kadang-kadang mereka tidak memahami apa itu bencana, apa itu air tergenang,” terangnya.

Masyarakat perlu ada sosialisasi atau edukasi terkait apa itu bencana, baik bencana alam maupun non alam, serta bagaimana pihaknya telah menyampaikan untuk menggunakan dana desa sebagai kegiatan kebencanaan sesuai pada Permen Desa Nomor 16 Tahun 2018/Permendesa PDTT No 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020.

“Harapan kita semoga dijauhkan dan di hindarkan dari bencana di dua kabupaten ini, prinsipnya lebih baik kita siap namun tidak dipakai dari pada dipakai tetapi kita tidak siap,” imbuhnya.

Disisi lain menanyakan bagaimana kondisi banjir tahun-tahun lalu di Sungai Karang Bintang, Pratomo selaku warga desa setempat menerangkan bahwa sungai tersebut memiliki aliran menuju Batulicin dimana hulunya berasal dari Karang Bintang.

“Ya pada sekitar jembatan rawan banjir biasanya, hanya beberapa rumah aja yang kena, pada tahun-tahun lalu banjir terjadi hingga dua hari dua malam baru surut, kalau hujan lebat di hulu dengan debit air yang cukup banyak kemungkinan besar air bisa meluap ke atas, tahun kemaren gak ada banjir sih, semoga tahun ini juga tidak ada banjir lagi,” ungkapnya.

Ia melanjutkan banjir bisa terjadi tergantung bagaimana intensitas cuaca, pihak yang dirugikan adalah warga yang bermukim di dekat jembatan atau sungai tersebut, sementara jalanan tidak terdampak karena jalan masuk kriteria dataran tinggi, kini terlihat beberapa rumah mulai di upgrade dengan model ditinggikan sehingga mengantisipasi agar kalau ada banjir tidak sampai airnya memasuki rumah mereka, hanya beberapa rumah yang biasanya masih terendam banjir, tinggi air bisa mencapai sekitaran 20-30 Cm.

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like

More in Advertorial