Berita UtamaDaerah

Bentuk Syukur Hasil Padi Melimpah

0

BALANGAN, REPORTASE9.COM – Aruh Adat Baharin merupakan bentuk rasa syukur masyarakat atas hasil padi yang melimpah,serta keyakinan terhadap arwah leluhur yang senantiasa melindungi dari segala marabahaya.

Kabupaten Balangan memang kental akan adat budaya,seperti hal nya pelaksanaan Aruh Adat yang tetap di jaga kelestariannya,salah satunya adalah pelaksanaan Aruh Adat Baharin yang dilaksanakan di Balai Adat Ampinang, RT.2 RW.1, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan.

Aruh Adat Baharin sendiri sudah dimulai pelaksanaannya,sejak Jum’at 9 Oktober hingga Selasa 13 Oktober 2020,selama dilangsungkan dalam waktu tujuh hari terlihat kegiatan Aruh Adat sangat banyak melibatkan tokoh-tokoh lapisan masyarakat baik orang tua atau remaja.

Aruh Adat Baharin adalah upacara adat yang digelar oleh masyarakat Suku Dayak Dusun Halong yang berdomisili di Kecamatan Halong,yang dilaksanakan setelah musim panen padi pahumaan (ladang) usai,dan wujud sebagai ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah.

Seperti yang disampaikan oleh panitia pelaksana, Yansyah , mengatakan , upacara adat sebagai wujud rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas hasil panen yang melimpah.

“Selain dari ungkapan syukur, Pelaksanaan ini juga diyakini sebagai bentuk penghormatan kepada arwah leluhur yang senantiasa melindungi dari segala marabahaya,” tuturnya

Namun,dalam perkembangannya upacara adat ini,di wariskan secara turun-temurun agar setiap masyarakatnya dapat mensyukuri hasil usaha, seperti berdagang, beternak, nelayan,dan lain sebagainya.

Pesta berlangsung selama tujuh hari,terasa sakral karena para balian (tokoh Adat) setiap malam menggelar prosesi ritual pemanggilan roh leluhur untuk ikut hadir dalam pesta tersebut dan menikmati sesaji yang dipersembahkan.

Prosesi berlangsung pada empat pemujaan di balai yang di bangun sekitar 10 meter di kali 10 meter. Prosesi puncak dari ritual ini terjadi pada malam ketiga hingga keenam dimana para balian melakukan proses batandik (menari) mengelilingi tempat pemujaan, Para balian seperti kerasukan saat batandik berlangsung hingga larut malam dengan diiringi bunyi gamelan dan gong.

Sebelum prosesi itu berlangsung, ibu-ibu dan remaja wanita yang secara khas mengenakan tapih bahalai (kain batik), membersihkan beras, membuat ketupat,memasak sayur,serta memasak lemang yang menjadi pemandangan awal kesibukan mempersiapkan ritual ini.

Sementara para lelaki terlihat mengenakan senjata parang dan mandau dipanggang, mereka bukan hendak berperang, tetapi itu harus dikenakan saat mereka mempersiapkan janur pemujaan, mengangkat kayu bakar,dan memasak nasi.Kesibukan memasak ini berlangsung setiap hari selama ritual berlangsung.

“Sedangkan kegiatan proses Aruh Baharin, disiapkan oleh balian (tokoh adat), bagi masyarakat Dayak , ritual ini adalah ungkapan syukur dan harapan agar musim tanam berikut, panen padi berhasil baik,” pungkasnya

Dalam kegiatan Aruh Adat ini memang banyak melibatkan cukup banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat, Sehingga dari Duta Generasi Berencana (GenRe) Kabupaten Balangan memanfaatkan momentum ini untuk selangkah lebih dekat dengan masyarakat suku Dayak Meratus yang ada di kabupaten Balangan yakni Kecamatan Halong.

“Salah satunya Virus Triad Kesehatan Reproduksi Remaja (KKR), Triad KKR adalah tiga hal utama yang menjadi awal masalah bagi remaja yakni seks pra-nikah, pernikahan dini,dan NAPZA, ” jelas Rizky Fadillah, selaku Ketua GenRe Kabupaten Balangan.

Virus ini bertujuan agar masyarakat ikut menyadari dampak negatif dari tiga masalah tersebut,dan ikut berupaya untuk mengurangi dan mencegah hal ini.

“Dengan langkah ini kami berharap mereka lebih terbuka sehingga bisa berbagi kepada kami terkait isu-isu remaja yang ada disana seperti seks pra nikah, pernikahan dini,dan NAPZA yang merupakan salah satu subtansi GenRe,” tuturnya

Untuk diketahui, Pelaksanaan yang di langsungkan selama tujuh hari ini diikuti oleh para balian (tokoh adat) sebagai pemimpin upacara ritual, keluarga yang mengadakan pesta syukuran dan hampir semua warga Dayak setempat,bahkan warga dari beberapa kampung lainnya hadir mengikuti ritual adat tua yang masih dilestarikan dan dipertahankan di kecamatan yang terletak sekitar 250 kilometer utara Banjarmasin, Ibu kota Kalimantan Selatan.

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like

More in Berita Utama