DaerahEkonomiPemerintah

Sinergi Dalam Pengendalian Inflasi, Provinsi Kalsel Raih 10 Besar Angka Inflasi Terendah

0

KALSEL, REPORTASE9.COM – Provinsi Kalsel masuk 10 provinsi dengan angka inflasi terendah Tahun 2023 sebesar 2,43 persen dan 7 di bawah angka nasional sebesar 2,61 persen sebagai komitmen Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor dalam pengendalian Inflasi.

Pelaksana Tugas Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Suparmi pada Rabu (24/01/2024) mengatakan untuk gabungan 3 kabupaten/kota, Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kalsel tercatat inflasi sebesar 0,81 persen (m to m).

“Capaian ini harus dapat dipertahankan, upaya kita terus dioptimalkan dengan bersinergi lintas stakeholder,” ujarnya.

Sebelumnya telah dilaksanakan kegiatan pertemuan rutin peran dan keterkaitan lembaga vertikal serta perbankan dalam pengendalian inflasi di Kalsel yang diselenggarakan di kantor Bulog Kalsel di Banjarmasin pada Selasa, 23 Januari 2024.

Pada kegiatan tersebut, turut hadir Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor yang diwakilkan oleh Sekretaris Daerah Prov KalSel Roy Rizali Anwar, dan beberapa OPD terkait di lingkup Pemprov Kalsel.

Sedangkan dari Instansi vertikal hadir Kepala Bulog, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov Kalsel, Kepala BPS Kalsel, Kepala BPKP Prov Kalsel Perwakilan BPK Kalsel, Perwakilan OJK Prov Kalsel serta seluruh Perbankan yang ada di Kalsel.

“Pertemuan tersebut dipaparkan oleh Kabulog terkait Capaian Kinerja Tahun 2023 dalam mendukung pengendalian Inflasi di Kalsel terutama realisasi pasokan beras di Kalsel,” tambah Suparmi.

Dukungan pasokan tersebut diantaranya untuk beras premium 769,350 kg dan beras medium terdiri Beras SPHP 23.123.327 kg, kemudian Beras Bantuan Pangan 13.623.640 kg, total keseluruhan 37.546.317 kg.

Ia juga menyebutkan jika intervensi beras Bulog ini turut andil menjaga kestabilan harga beras di KalSel berada diangka harga terendah di Zona 2.

Adapun Kepala BPS pada kesempatan ini menyampaikan perkembangan inflasi tahun 2023 dan 5 faktor pendorong inflasi yakni, ikan gabus, bawang merah,emas perhiasan, daging ayam, dan ikan nila.

“Serta 5 penahan inflasi yaitu angkutan udara, ikan tongkol, kacang panjang, mangga dan ikan kembung,” tuturnya.

Kemudian Kepala BI Kalsel menekankan keberhasilan pengendalian inflasi di Kalsel ditentukan oleh 3 faktor yaitu sinergi lintas instansi yang sangat baik, adanya inovasi dari OPD serta kepemimpinan Paman Birin yang sangat komitmen dalam pengendalian Inflasi di Kalsel.

Sebagai pemateri terakhir, Roy Rizali Anwar menyampaikan langkah-langkah TPID Kalsel yaitu, pertama penguatan komunikasi efektif melalui penguatan kapasitas TPID melalui giat Capacity Building dengan seluruh TPID Prov dan Kab/Kota, Koordinasi Rutin TPID Prov, Kab/Kota serta TPIP, HLM TPID dan Turun ke desa (Turdes) Pengendalian Inflasi bersama Paman Birin.

“Kedua Penyelenggaraan Operasi Pasar/Pasar Murah yang dilaksanakan di beberapa Kabupaten/Kota. Ketiga menjaga ketersediaan Pasokan, terkait ini Provinsi Kalsel mendapat Gernas Penanganan Elnino dari Kementerian Pertanian untuk lahan seluas 100.000 ha dengan realisasi seluas 104 ha,” ujarnya.

Lalu sesuai arahan Gubernur Kalsel, Roy juga menekankan pentingnya Koordinasi TPID Prov dengan TPID Kabupaten/Kota serta dukungan TPIP sehingga Inflasi di Kalsel terus terkendali.

“Kegiatan Kerja sama Antar Daerah (KAD) terutama untuk komoditas masih perlu pasokan dari luar seperti bawang merah,” imbuhnya. (Sumber : MC Kalsel)

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like

More in Daerah