AdvertorialKota Banjarbaru

Kokoh Berdiri Tegak Sejak 1956, Balai Kota Banjarbaru Punya Cerita

0

BANJARBARU, REPORTASE9.COM – Balai Kota Banjarbaru, bangunan pusat pemerintahan yang masih tegak berdiri kokoh hingga saat ini dan juga sekaligus menjadi ciri khas atau ikon kota berjuluk Idaman.

Balai Kota Banjarbaru sendiri dibangun sekitar tahun 1956. Bangunan bernuansa kolonial Belanda ini merupakan hasil sentuhan tangan dingin arsitektur bernama Van der Pijl.

Dalam pembangunan saat itu Van der Pijl menggandeng seorang kontraktor pemborong bernama Raden Pandji Soeparto, yang sekarang namanya diabadikan menjadi nama jalan di samping Balai Kota Banjarbaru.

Tokoh Banjarbaru yang juga merupakan anak angkat Van der Pijl, Rico Hasyim saat ditemui Selasa,(31/05/2022) mengatakan, bahwa Balai Kota Banjarbaru ini awalnya dirancang sebagai Kantor Pemerintahan Provinsi Kalimantan menggantikan Banjarmasin.

“Awalnya bangunan sebagai Kantor Gubernur Kalimantan, saat itu harusnya pusatnya disini,” ujarnya.

Awalnya, Gubernur Kalimantan Dr. Murdjani mengusulkan agar pusat pemerintahan dipindah dari Kota Banjarmasin ke Kota Banjarbaru. Pada 1950, usulan Gubernur Dr. Murdjani disetujui oleh Presiden Republik Indonesia, Soekarno. Setelah itu, dilakukanlah peletakan batu pertama bangunan Balai Kota oleh Gubernur Wilono pada 31 Maret 1956.

Menurut Rico, sosok Van der Pijl sangat mengutamakan kualitas, sehingga bangunan Balai Kota Banjarbaru memiliki konstruksi bangunan yang sangat kokoh. Bahkan, pernah suatu ketika saat pembangunan Balai Kota Banjarbaru, Van der Pijl melakukan uji ketahanan bangunan dengan cara memalu pondasi bangunan tersebut.

“Kuat sekali bangunannya retak saja tidak, sampai Van der Pijl pernah menguji kekuatan bangunan dengan memalu pondasinya,” ucapnya.

Meski memiliki kontruksi beton, ia menerangkan, saat awal bangunan berdiri masih ada terdapat kontruksi berbahan kayu papan di bagian penyekat di dalam bangunan Balai Kota tersebut.

“Hebatnya lagi menurutnya, saat itu Balai Kota Banjarbaru menjadi bangunan terbesar dan pertama di Kalimantan yang memiliki ruang bawah tanah atau underground,”terangnya.

Namun, rencana ibukota Kalimantan Selatan di Banjarbaru oleh dr. Murjani dan Van der Pijl pupus, seiring dengan pemberian nama Kota Administratif untuk Kota Banjarbaru, pada tanggal 17 Agustus 1968.

Sebagai kota administratif, Kota Banjarbaru saat itu masih berada dalam lingkup wilayah Kabupaten Banjar, dengan ibukotanya Martapura, atau bisa dikatakan Kota Banjarbaru merupakan pemekaran dari Kabupaten Banjar. Bahkan, Kota Banjarbaru sendiri mendapatkan predikat sebagai kota adminitratif terlama sejak 17 Agustus 1968 hingga 27 April 1999.

Lalu, jika melihat konsep bangunan Balai Kota Banjarbaru, terlihat sedikit mirip jika dibandingkan dengan Kota Tua di Jakarta, dan jika dilihat dari atas, terlihat Balai Kota Banjarbaru berbentuk layaknya simbol salib.

Menurut kabar yang beredar di masyarakat bentuk bangunan layaknya simbol salib seperti ini berfungsi sebagai tanda kepada Belanda untuk tidak melakukan penyerangan, sebab saat itu Belanda masih melakukan agresi militer di Indonesia.

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like

More in Advertorial