Kota Banjarbaru

Dari Limau Kulit Sampai Kopi, Bu Mun Mempunyai 11 Produk Unggulan

0

BANJARBARU, REPORTASE9.COM,- Siapa yang tidak kenal dengan limau kuit atau nama latinnya Citrus Amblycarpa, limau kuit merupakan salah satu anggota suku jeruk-jerukan rutacca, dari jenis citrus ini yang biasa digunakan sebagai penyedap rasa pada makanan yang berkuah atau sambal. 

Ditangan Sulistiyo Ningsih atau lebih dikenal dengan Bu Mun limau kuit di olah menjadi berbagai macam produk olahan, ada  sirup limau kuit dengan tiga varian rasa  original, melon dan cocopandan sirup limau kuit fresh drink dan kecap limau kuit dengan varian rasa manis, pedas, asin dan lebih pedas dengan merek dagang “Borneo” UKM yang beralamat di Jalan Sidoarjo Kelurahan Guntung Manggis – Kota Banjarbaru.

“Sebelumnya Bu Mun membuat produk herbal serbuk jahe sejak tahun 2015. “Awalnya Saya suka buat produk minuman herbal, setelah melihat banyaknya limau kuit ( jeruk kuit ) yang terbuang, saya terpikir untuk membuat sirup dari limau kuit,” tuturnya. 

Pengolahan dilakukan secara manual, tanpa menggunakan bahan kimia dan bebas bahan pengawet. Proses di mulai dengan memeras jeruk menggunakan mesin, disaring, direbus dan dicampurkan gula setelah disaring lagi baru dikemas didalam botol. 

“Namanya mulai dikenal saat limau kuit viral pada tahun 2018 saat pertama kali Transmart buka di Duta Mall Banjarmasin, saat itu dirinya terpilih sebagai UKM pemasok produk lokal. Respon warga Banua luar biasa hingga dirinya kewalahan menyediakan produknya. Produknya juga dipasarkan di Lotte grosir Banjarmasin,” jelasnya. 

Saat ini rata-rata sirup limau kuit di produksi 1000 botol perbulan. Sebelum pandemi covid-19 melanda Bu Mun mampu memproduksi hingga Rp. 10 ribu hingga Rp. 20 ribu botol perbulan. Dan di saat pandemi justru produk jahenya yang laris dipasaran. “Saya heran kok malah sirup jeruk kuit mengalami penurunan? Tapi Alhamdulillah produk jahe herbal saya yang tinggi permintaan nya” 

Untuk perijinan atau legalitas produknya terbilang lengkap dari P-IRT, sertifikat Halal MUI, HAKI Indonesia dan IUMK sudah dikantongi. Serta peraih stand UKM terbaik II tahun 2017, fotografi kuliner tahun 2017, Apindo Award tahun 2019 dan UMKM Award tahun 2019.

Penjualan memakai sistem konsinyasi. Selain kota dan kabupaten di Kalimantan Selatan, produk ini sudah merambah ke luar daerah. Dengan reseller di 30 kota, sirup limau kuit menyebar di seantero Kalimantan, ibukota Jakarta, pulau Jawa, Sulawesi dan Lombok. Bu Mun berharap sirup limau kuit bisa menjadi produk kebanggaan dan oleh-oleh khas Kalsel setara sirup apel dari Malang dan sirup Markisa dari Sulawesi. 

Usaha Bu Mun telah berkembang pesat dari hanya fokus satu produk saja, sekarang produknya telah mempunyai sebelas turunan. Dari sirup limau kuit hingga kopi herbal. 

Dirinya sudah menyiapkan lahan di daerah Sungkai Baru-Kab. Banjar untuk tanaman limau (Jeruk) kuit. Yang saat ini untuk bahan baku masih dipasok dari daerah Marabahan dan Astambul untuk sekali giling di mesin membutuhkan 2000-3000 biji limau kuit yang kemudian dikemas atau disebut indu ( sari ) yang akan disimpan di dalam frezer karna tanaman ini tidak musiman.

Yanuar Mauludi

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like