Kabupaten BanjarUncategorized

Bule Belanda Pulang Kampung Ke Rumah Banjar

0
Rumah Banjar di Telok Selong (Foto : Yanuar)

REPORTASE9.COM, Banjar –Jarak menuju ke desa Teluk Selong sekitar 3,8 kilometer dari Kota Martapura, disana kita bisa menjumpai dua rumah adat Banjar yaitu adat Banjar Gajah Baliku dan Bubungan Tinggi.

Bangunan rumah Banjar ini dibangun oleh H. Muhammad Arif dan istrinya Hj. Fatimah.

Menurut Najib merupakan keturunan H. Muhammad Arif dari generasi kelima, menurutnya, rumah adat Banjar yang lebih tua usianya adalah rumah adat Bubungan tinggi yang berusia sekitar 210 tahun dan Gajah Baliku berusia sekitar 160 tahun.

“Kedua rumah adat ini masih terjaga keasliannya walaupun sempat beberapa kali di rehab, rumah Banjar ini ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun 1989 oleh dinas kebudayaan dan pariwisata provinsi Kalimantan Selatan”, ucap Najib.

Ia menceritakan asal usul nama telok selong, dibawah rumah Banjar ini terdapat batuan jenis berlian yang namanya selong, dulu nya merupakan batuan yang ramai diperjual belikan dan dangat berharga pada saat zamannya namun perkembangan zaman batu ini tersaingi dengan intan dan berlian sehingga sudah tidak mempunyai harga lagi.

“Batu selong ini dulunya diperjual belikan ke belanda oleh gujarat atau masyarakat setempat, dari batu selong itu sehingga nama kawasan atau tempat sini dinamakan teluk selong”, ucapnya

Bahan bangunan rumah adat Banjar semuanya dari kayu ulin. Dengan konstruksi Rumah Ba-anjung atau Rumah Bubungan tinggi, dengan konstruksi pokoknya terbagi menjadi beberapa bagian. Bangunan yang memanjang lurus kedepan, merupakan Bangunan Induk,bangunan yang ditempel disisi kanan dan kiri disebut Anjung. Bubungan atap yang memanjang kebelakang disebut Atap Hambin Awan.

Bubungan atap yang memanjang kedepan disebut Atap Sindang Langit, sedangkan bubungan atap yang tinggi melancip disebut Bubungan Tinggi. Pada awalnya bentuk bangunan rumah ini hanya digunakan untuk bangunan utama atau keraton saja, namun pada perkembangan selanjutnya banyak masyarakat Banjar yang membangun rumah dengan model yang sama (Bappelitbang. banjarkab. go. id ).

Ada cerita menarik kata Najib saat wisatawan dari negara Belanda, yang melakukan napak tilas nenek moyangnya dulu.

“Mereka merasa seperti pulang ke kampung sendiri, padahal baru pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Kalimantan”, tutupnya.

Yanuar Mauludi

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like