AdvertorialKabupaten Banjar

Menilik Kegiatan Kunjungan Lintas Pedesaan Distan Tanbu

0

TANBU, REPORTASE9.COM – Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu (Pemkab Tanbu) melalui Dinas Pertanian melaksanaa Kunjungan Lintas Pedesaan, Demostrasi, Syukuran Panen dan Penangkarang Bibit Padi Program IPDMIP Tahun 2021, di Desa Segumbang Kecamatan Batulicin, Rabu (23/09).

Penangkaran padi ini merupakan bantuan dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan dan hasilnya nanti akan dikembangkan diseluruh wilayah kabupaten/kota di Kalimantan Selatan yang masuk dalam program IPDMIP, sekaligus untuk memfasilitasi bibit pada kegiatan Sekolah Lapang (SL). Selain dari pada itu, Penangkaran tersebut dalam rangka penyediaan bibit yang berkualitas hasil dari penangkaran para petani di Kab. Tanbu.

Kegiatan ini menyasar pada dua wilayah yaitu di BPP Kec.Batulicin yaitu Kelompok Tani Sejahtera di Desa Segumbang dan wilayah BPP Kec.Kusan Hulu yaitu Kelompok Tani Sarang Burung di Desa Sungai Rukam.

Aswanto selaku Kepala Seksi (Kasi) Kelembagaan dan Ketenagaan Dinas Pertanian Kab. Tanbu menyampaikan, tujuan dari pada Penangkaran ini dilakukan berkaitan dengan pembibitan. Dimana, segala kegiatan IPDMIP yang bersifat menggerakan masyarakat tani bersama.

Khusus pada SL (Sekolah Lapang) bibit penangkaran tersebut difasilitasi oleh pihak provinsi pada 2 Desa yang dicanangkan, pengembangan penangkaran padi ini jika berhasil akan dikembangkan ke seluruh kabupaten pada wilayah lingkup IPDMIP di Kalsel.

“Besar Harapan Dinas Pertanian atas bantuan penangkaran ini, sehingga kami menyampaikan rasa terimakasih kepada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel, sebagaimana hal ini dapat membantu mengenai pembibitan khususnya diwilayah IPDMIP Kab. Tanbu, yang tujuan akhirnya bahwa pengadaan bibit tidak melalui swadaya, harapan besarnya bantuan ini bisa selalu dikembangan oleh petani khususnya pada wilayah IPDMIP,” ungkapnya.

Kendalanya, kebetulan pada pengamatan penangkaran  tersebut terdapat kesulitan yaitu gangguan pada penggerek padi. Merangkul POPT, Mantri Tani, Kawan Penyuluh dan Penyuluh Swadaya untuk melakukan pengawasan, monitoring dan pembinaan sehingga dalam penangkaran ini masalah bisa ditanggulangi dan berhasil dalam upaya syukuran dan panen padi hari ini. Sedangkan, Presentase maupun perbandingan produksi di penangkaran, terbilang penurun.

“Terus terang saja, produksi bisa dikatakan menurun, selain adanya gangguan penggerek ada juga gangguan lainnya termasuk cuaca yang tidak bisa diperhitungkan,” katanya.

Dimana seharusnya petani bisa tanam namun karena kondisi sawah yang banjir, sehingga persiapan penanaman itu sulit terjadi, kedalaman air yang tinggi tersebut terpaksa membuat petani kita mundur, sehingga terjadi penurunan produksi, kondisi hujan yang terus menerus berlangsung dengan menggunakan pupuk kimia, tingkat kejenuhan tanah itu masih perlu tambahan unsur hara khususnya melalui pupuk organik untuk memperbaiki struktur tanah, ini juga telah disampaikan pada kegiatan SL.

“Ukuran produksi gabah yang dihasilkan kini, berkisar 4 sampai 5 Ton saja setelah diubin, dan 3,2 Ton dalam kondisi parah juga ada, tetapi secara keseluruhan khususnya di Kusan Hulu kebetulan tingkat pertumbuhan dan perkembangan disana, alhamdulillah baik karena tidak ada banyak gangguan, sehingga panennya bisa lebih baik dari wilayah Batulicin,” pungkas Aswanto.

Supriadi selaku koordinator POPT Kab Tanbu, mengatakan setelah pihaknya memeriksa kelapangan secara langsung telah ditemukan beberapa jenis OPT yaitu penggerek batang, dan penyakit padi yang menyerang di leher buah. Jika sudah terdeteksi penyakit seperti itu disebut serangan mutlak pada fase berbuah dan akan menimbulkan pengurangan produksi padi.

“Kedepannya, kita harus ada tindakan peremtif, pertama adalah penguraian tanah dan tindakan peremtif pada persemaian. Disamping itu, juga harus diadakan pengamatan secara berkala, saat kita temukan populasi penerbangan hama maka kita harus bisa kendalikan, teknik bisa dengan cara menggunakan pemasangan lampu perangkap bagi hama. Disarankan, pada waktu tanam harus serempak agar nantinya panen bisa serempak gunanya supaya tidak memberikan peluang bagi hama untuk berkembang,” ucap Supriadi.

“Petani harus tanggap sistem AK2, (Amati, Kenali dan Kendalikan), perhatikan juga Konsep PHT (Konsep Pengendalian Hama Terpadu), petani harus kompak jika tidak ingin gagal,” imbuhnya.

Sementara itu, Musli Sutiana dari Desa Sarigadung Kecamatan Simpang Empat Kab.Tanbu selaku Petani menjelaskan Demonstrasi mengenai Alat Tanam Padi Manual digunakan demi menyerempakkan tanam padi.

“Jadi, kita mengikuti program pemerintah untuk menanam padi serempak menggunakan alat tanam manual yang relatif terjangkau harganya bagi kami, baik dari segi upah tanam itu lebih murah dan kini lebih efesian dari ukuran segi waktu maupun segi tenaga oleh masyarakat tani. Semoga nantinya ada support alat tanam manual ke para petani yang difasilitasi dari Pihak Dinas Tanaman Pangan agar petani bisa melakukan tanam cepat dan panen cepat pula,” tanggapnya.

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like

More in Advertorial