Uncategorized

Mengenal Soes Djoeng Banjarbaru

0

BANJARBARU, REPORTASE9.COM – Soes Djoeng merupakan adik dari produk kue Labuana yang dikembangkan oleh Yayuk Marliana, yang akrab dipanggil Ana ini adalah berupa kue berjenis sus.

Berbeda dari Labuana yang berbahan dasar waluh ( labu), Soes Djoeng dicitarasakan tanpa menggunakannya sama sekali.

Kue sus ( soes dalam Bahasa Belanda ) adalah kue yang berbentuk bundar dengan rongga yang berisi fla ( vla ), custard, atau daging.

Kue sus dengan isi vla atau custard disajikan setelah didinginkan dilemari Es, karna vla atau custard yang berbahan baku susu mudah menjadi basi.

Kue sus dalam Bahasa Prancis disebut Choux ‘a la cr’eme. Bentuk kue yang bundar seperti kubis menjadikan kue ini disebut choux ( Bahasa Prancis untuk kol ). 

Cara membuat kue sus bukan dari mengocok telur atau mentega dengan gula. Adonan kue sus dibuat dari menambahkan tepung terigu, kedalam campuran air yang dimasak dengan margarin atau mentega hingga mendidih.

Telur ayam ditambahkan satu-persatu didalam adonan sambil di aduk hingga adonan tidak lengket di panci. Adonan kue sus tidak menggunakan bahan pengembang seperti soda kue atau baking powder.

Mikser ( mixer) hanya diperlukan agar kue mengembang lebih bagus sewaktu di panggang. Oven yang digunakan untuk memanggang kue sus harus panas sekali ( 220 derajat celsius ), panas oven mengubah  kadar air yang tinggi di dalam adonan menjadi uap.

Telur di dalam adonan membentuk kerangka kue yang tipis, sedangkan uap yang terperangkap didalam adonan membuat rongga dibagian dalam adonan kue. Yang hampir serupa dengan kue sus digunakan untuk membuat kue-kue sejenis, misalnya croguembouche, eclair, beignet dan goug’ere. 

Modifikasi kue sus terus berkembang seiring waktu, sehingga bentuk kue sus tidak lagi harus bulat, ada juga kue sus yang sudah dibentuk menjadi bentuk angsa, ada sus kering, ada sus basah dan semua tergantung selera dan cara penyajiannya. Dikutip dari Wikipedia. 

Menurut Ana kue sus bikinannya berbeda dengan yang sudah ada baik dari tekstur dan varian rasa. “Kelebihannya ada pada vla ( isianya  ) berupa vla yang creamy dan lumer di mulut, layaknya ice cream. Untuk saat ini Soes Djoeng ada 10 varian rasa, dan harga mulai dari Rp 7000 sampai dengan Rp 10.000” jelasnya. 

Beralamat di komplek Citra Megah Raya I,  tepat dibelakang  Bank Mandiri Loktabat Selatan. Yang masih satu outlet ( tempat ) dengan Labuana, jam buka mulai Senin – Sabtu dari pukul 09.00 – 17.00 WITA.

Bagi Ana Soes Djoeng adalah produk komersial sedangkan Labuana idealisme nya dan pendamping bagi Labuana.

Soes Djoeng adalah produk komersial kami dan Labuana adalah idealisme Saya. Labuana ibarat sebuah kapal besar sedangkan Soes Djoeng adalah sekocinya”, pungkasnya. 

Saat di wawancara oleh Reportase9.com Dina salah satu pelanggan setia Soes Djoeng, dirinya selalu menyempatkan untuk membeli.

Karna menurutnya sus dari Soes Djoeng variannya berragam dan berbeda dari yang dipasaran.

“Saya selalu menyempatkan untuk membeli seperti ada yang kurang, bila tidak beli baik itu untuk Saya bawa ke kantor, buat ada acara dan cemilan buat di rumah. Saya menyukainya karna dari tekstur, rasa dan banyaknya ragam variannya berbeda dari yang ada dipasaran” tutupnya.

Yanuar Mauludi

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like