Kabupaten Banjar

Lestarikan Alat Musik Panting Walau Terdampak Pandemi Covid-19

0
Pengrajin Alat Musik Panting (Foto : Azmi dan Ariandi)

BANJAR, REPORTASE9.COM Salah satu kesenian daerah asli Kalimantan Selatan yaitu musik Panting, dan tentunya tak terlepas dari alat musik panting menjadi ciri khas budaya Banjar. Namun sayangnya di era jaman sekarang pengrajin panting sudah mulai berkurang bahkan sudah mulai sulit dijumpai.

Panting, alat musik daerah asli Kalimantan Selatan yang terancam punah jika tidak dilestarikan oleh para generasi muda saat ini.

Hal ini lah yang mendasari Ahmad Busairi, pengrajin muda asal Desa Takuti, Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar yang sudah menggeluti pembuatan alat musik Panting selama 4 tahun terakhir masih berjuang mempertahankan produksi panting asli Banjar tak hilang oleh jaman, Sabtu, (20/11/2021).

Busairi menceritakan, awal mula dirinya berkeinginan membuat Panting berawal dari kegelisahannya karena melihat generasi muda saat ini masih banyak belum mengenal apa itu alat musik Panting. Sehingga mulai dari situ lah tercetus keinginan Busairi untuk membuat alat musik Panting, dan ia namakan Panting Banua Tunggul Dara.

“Niat saya dari awal memang ingin mengenalkan alat musik Panting ke generasi muda saat ini, karena dulu saat saya ke Martapura ada anak-anak sedang membawa kencrung melihat kami membawa Panting, dan dia bertanya apa yang kami bawa, kemudian saya ajari dan mulai bisa lalu kami berikan Panting itu, nah disitu lah tercetus keinginan membuat Panting,” jelasnya.

Di Kabupaten Banjar sendiri pengrajin alat musik panting sudah jarang ada, itupun yang masih bertahan sampai saat ini hanya Panting Banua Tunggul Dara ini.

Untuk pembuatan satu buah Panting Banua Tunggul Dara miliknya ini, Busairi mengatakan memerlukan waktu yang beragam sesuai tingkat kerumitannya, ada yang mulai dari 1 hari hingga 4 hari.

“Untuk yang biasa itu sekitar 1 sampai 2 hari, dan untuk yang rumit itu sekitar 3 sampai 4 hari,” ungkapnya.

Kemudian, untuk bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Panting, ia menggunakan kayu dengan kualitas bagus, seperti kayu nangka, jingah, mahoni, dan kenanga.

Lanjut Busairi, karena menyasar pasar pengguna pemula, jadi ia mematok harga per satu buah alat musik Panting ini mulai dari Rp 350 ribu hingga Rp 1 juta, sesuai dengan tingkat kerumitan pembuatan

“Untuk pemula itu dari Rp 350 ribu- Rp 500 ribu, dan untuk yang sudah mahir itu dari Rp 600 ribu – Rp 1 juta, ini juga termasuk harga yang ingin kustom bentuk apapun,” ujarnya.

Pembeli Panting Tunggul Dara miliknya ini pun datang dari berbagai macam daerah baik lokal maupun nasional, bahkan sampai mancanegara seperti Singapura.

Sedangkan kesulitan yang dihadapi saat pembuatan, dikatakannya ada di bahan baku seperti kayu, kelistrikan dan pada saat membuat lubang di alat musik Panting.

Pandemi Covid-19 ternyata juga mempengaruhi pendapatan Busairi, yang mana saat ini ia hanya dapat menjual 5 buah per bulannya, sedangkan sebelumnya ia mampu menjual 10 sampai 20 buah Panting per bulan.

“Untuk saat ini, jika dikurangi modal pembuatannya, omzet bersih berperbulannya Rp 1,5 juta,” ungkapnya.

Meski hanya mendapatkan keutungan penjualan kurang dari UMP Provinsi Kalimantan Selatan, ia tidak berkecil hati, ini dikarenakan niatnya yang ingin melestarikan alat musik Panting agar dikenal oleh generasi muda saat ini khususnya masyarakat Banjar.

“Saya itu ingin melestarikan bukan untuk mencari untung banyak, ada sih sedikit keuntungan, tapi intinya saya itu ingin generasi muda saat ini tahu bahwa ini loh yang namanya Panting alat musik asli daerah kita,” tandasnya.

Jika masyarakat yang ingin membeli Panting Banua Tunggul Dara miliknya, ia mengatakan bisa datang langsung ke alamat rumahnya di Desa 6 Takuti Kecamatan Mataraman, dan bisa juga memesan melalui whastapp 082155428788, atau Instagram @pantingbanua, dan Facebook @pantingbanua.

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like