Daerah

Bacatuk Dauh, Warisan Budaya Padatuan

0

Ribuan masyarakat Kabupaten Banjar penuhi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ratu Zalecha Martapura, pada malam Hari Raya Idul Fitri 1440 H. 

Berkumpulnya masyarakat tersebut, bertujuan untuk menyaksikan secara langsung Grand Final Festival Becatuk Dauh tahun 2019 yang disel enggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banjar. 

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)  Kabupaten Banjar, Haris Rifani menuturkan kegiatan Festival Becatuk Dauh merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya. 

“Festival Becatuk Dauh bertujuan untuk melestarikan kebudayaan masyarakat dalam menyambut malam Lebaran,” tuturnya.

Festival ini, diikuti sebanyak 30 grup pencatuk dauh, dan di grand final malam ini, tersisa 8 grup yang memperebutkan Piala Bupati Banjar. 

Sementara itu, hal senada diungkapkan Bupati Banjar, H Khalilurrahman yang menuturkan kegiatan Becatuk Dauh merupakan salah satu media efektif untuk menyalurkan daya kreativitas dan kemampuan seni, khususnya di kalangan generasi muda (generasi milenial).

Bacatuk dauh menurut H Khalilurrahman sebagai sarana positif mentalurkan bakat seni anak muda

Kegiatan ini juga menjadi salah satu cara bagi kita, untuk dapat melestarikan budaya dan seni tradisi islami, sekaligus menyemarakkan malam hari raya Iedul Fitri 1440 H. 

Yang mana, tambah Khalilurrahman. Budaya dan seni tradisi islami merupakan tradisi masyarakat lokal yang didalamnya mengandung nilai-nilai kesantunan sosial yang sangat perlu dipertahankan.

“Ini menjadi penting bagi generasi muda, sebagai pilar kekokohan penerus cita-cita bangsa, ditengah era globalisasi, ” terangnya

Oleh karena itu, melalui Festival Becatuk Dauh ini, Bupati Banjar, H Khalilurrahman berharap dapat menumbuhkan kesadaran bagi kita semua, khususnya para remaja generasi milenial, tentang pentingnya melestarikan seni budaya tradisi islami, sekaligus membentengi diri dari pengaruh negatif globalisasi.

Teknologi memang harus dikuasai, namun seni budaya lokal islami jangan sampai terlupakan.

“Semoga kegiatan ini semakin mendorong kecintaan generasi muda atau generasi milenial terhadap seni budaya daerah yang luhur, dan juga mendorong mereka untuk berkontribusi dalam memajukan seni dan budaya daerah yang islami,” harapnya

Muhammad Asfiani

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like

More in Daerah