Daerah

Umumkan Sembuh Satu, Kabupaten Banjar Kembali Bertambah Satu

0

Pasca diumumkannya pasien positif Covid-19 ‘Banjar 3’ telah sembuh, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Banjar kembali mengumumkan terjadi penambahan kasus pasien positif terbaru asal Kabupaten Banjar.

Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Banjar, dr. Diauddin saat video teleconference bersama Jurnalis Banjar pada Sabtu (18/4).

“Terjadi penambahan 1 pasien positif, yang bersangkutan memiliki toko di Banjarmasin. Kemungkinan tertular melalui transmisi lokal. Sehingga total kasus positif yang sedang menjalani perawatan di tempat kita ada 3 orang,” ujarnya.

Sementara jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) bertambah menjadi 74 orang dan mereka yang selesai melewati masa pemantauan naik menjadi 172 orang.

“Namun untuk mereka yang melewati masa pemantauan, kita tidak lagi menyebut aman. Sementara untuk jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) kita nol dan kontak erat resiko tinggi naik dari 24 orang menjadi 30 orang,” tambah Diauddin.

Kadinkes Banjar ini melanjutkan dari seluruh kasus positif, kebanyakan pasien tidak mengalami gejala klinis Covid-19 sehingga tindakan utama yang dilakukan adalah meminta agar pasien tersebut mengisolasi diri secara mandiri.

“Seperti kasus di Kertak Hanyar, pasien tersebut menjalani isolasi mandiri karena tak ada gejala, kita cuma mengantarkan obatnya ke rumah dan tetap kami pantau. Jika kondisinya mulai memburuk, kita siap menjemput mereka,” terangnya.

Diauddin meminta agar masyarakat menaati himbauan dari pemerintah, karena tren kasus Covid-19 di Indonesia, bahkan dunia terus mengalami kenaikan, seperti kasus di Amerika Serikat yang kasus positif lebih dari 710 ribu dengan korban meninggal 37 ribu orang.

“Kita lihat dari banyak berita, Amerika mencapai puncak kasus dengan korban meninggal sempat mencapai 1000 orang perhari. Awalnya kasus mereka landai dulu, baru kemudian naik mendadak. Hal yang sama yang kita hindari terjadi di daerah kita,” ungkapnya.

Diauddin mengungkapkan yang ditakutkan dari Covid-19 ini bukan kemampuan virusnya yang mematikan karena hanya 2-3% saja, tapi penyebarannya yang sangat cepat sehingga dikatagorikan berbahaya.

“Misalnya ada 100 ribu yang terkena, kalau dihitung yang meninggal ada sekitar 3000 orang, tapi terjadi dalam waktu bersamaan. Memang beda dengan kasus lain yang kasus kematiannya jauh lebih tinggi, tapi tidak bersamaan. Covid-19 ini berbahaya karena terjadi secara bersamaan dan fasilitas kesehatan kita yang terbatas pasti tak akan mampu menanganinya. Karena itu kita harus tetap waspada dan menaati himbauan pemerintah agar mata rantai penularannya dapat diputus,” jelasnya.

Muhammad Asfiani

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

More in Daerah