DaerahEkonomi

Revolusi Pertanian Perlu Dukungan dan Edukasi Peran Dari Pemerintah

0

BANJAR, REPORTASE9.COM – Dinas Pertanian Kabupaten Banjar bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia mengadakan pelatihan Pengembangan Pertanian Tanpa bahan bakar dengan teknologi EKD (Ermina Komala Dara) di Aston Hotel Gambut, Kamis (26/11).

Dilaksanakannya kegiatan pelatihan dilatar belakangi semakin berkembangnya zaman, sehingga diperlukan pengembangan bidang pertanian agar tetap eksis dan mengahasilkan sumber daya pokok yang menjadi bahan konsumsi seluruh masyarakat Indonesia.

Disamping itu, kegiatan pelatihan ini juga bertujuan agar pertanian Indonesia tetap berbasis kearifan lokal dengan memberdayakan teknologi yang ramah laingkungan dalam memaksimalkan hasil pertanian.

Berkaitan akan hal itu, Edi Hasbi selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar mengungkapkan proses perubahan perilaku petani menuju penggunaan teknologi pertanian yang lebih maju ini perlu diedukasi dalam pemanfaatan mesin yang bisa meringankan beban petani dalam mengolah lahan sawah, dari mulai tanam sampai kegiatan panen, sehingga kesejahteraan petani bisa meningkat.

“Ini perlu diedukasi serta adaptasi agar para petani bisa terbiasa menggunakan alat mesin teknologi dalam kegiatan bercocok tanam di lahan sawah mereka,” paparnya.

Petani kita harus perlu mengetahui berbagai tipe lahan untuk bisa ditanami varitas tanaman padi kita. Sesuai dengan varitas padi kita seperti siam unus.

Edi juga menambahkan, ada program pertanian yaitu BANJARSAPA PLUS ini merupakan inovasi pelayanan publik berbasis kearifan lokal masyarakat banjar, yang dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi.

Banjarsapa Plus kepanjangan dari (Batanam Banih Jajar Legowo Sakali Mawiwit Dua Kali Panen Plus ) inovasi ini memadukan pola tanam antara teknologi jarwo super yang di hasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan teknologi Sawit Dupa yang merupakan teknologi sfesifik lokasi masyarakat Banjar.

“Dengan adanya inovasi Banjarsapa Plus ini harapannya para petani bisa mendapatkan hasil tanam yang lebih baik,”ucapnya.

Sementara itu, Imelda Melinda perwakilan Lembaga Betang Sakula Budaya mengatakan ,implementasi gerakan nasional revolusi mental menuju kemandirian masyarakat desa dengan memfokuskan petani yang ada di desa untuk menjadi aktor utama dalam pengembangan inisiatif memajukan desa mereka.

Dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ramah lingkungan demi mewujudkan kemandirian masyarakat berdasarkan budaya persatuan,keadilan berdaulat dan sejahtera.

“Perlunya kita menyadarkan generasi muda bahwa pekerjaan petani itu adalah pekerjaan yang mulia, menghasilkan rezeki yang halal, serta bisa mengembangkan desa mereka, apalagi dengan teknologi yang sudah maju peran generasi milineal bisa menjadi sebuah perubahan mindset terhadap pekerjaan petani juga bisa keren,”jelasnya.

Imelda menjelaskan bahwa Lembaga betang sakula budaya, juga turut serta dengan mendukung keanekaragaman antar kelompok masyarakat dan tenaga kerja tim berdasarkan azaz percaya dan menghormati serta bersama – sama mencapai semua sasaran dengan komunikasi yang baik.

Perlunya pemahaman dengan belajar, bergaul dan Di desa itu penuh dengan keanekaragaman yang bisa menjadi pendukung dengan adanya komunikasi berkolaborasi, dan terintegrasi dengan baik.

“Kita perlu juga memahami dengan melakukan perubahan pola dan cara berfikir kita ini, agar cara kerja kita ikut berubah, otomatis gaya hidup ikut juga berubah dengan integritas, etoskerja dan gotong royong menjadi landasannya,”pungkasnya.

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like

More in Daerah