Berita UtamaDaerahEkonomiHiburan

Kisah Pendulang Intan Cempaka ‘Harapan Untuk Sebuah Keberuntungan’

0

Bermodalkan sebuah harapan, sejumlah Pendulang Intan tetap bertahan dan mengadu nasibnya demi sebuah keberuntungan mendapatkan “Galuh” yang merupakan sebutan masyarakat lokal untuk batu permata jenis Intan atau Berlian.

Aktivitas mendulang intan dapat terlihat di Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan yang merupakan salah satu lokasi terkenal Pendulangan Batu Intan dan Emas menggunakan cara tradisional, yang berlokasi sekitar 47 kilometer dari Kota Banjarmasin dan 7 kilometer dari pusat Pemerintahan Kota Banjarbaru.

Menurut salah seorang Pendulang Intan Cempaka, Amat (nama panggilan) berprofesi sebagai Pendulang Intan merupakan suatu pekerjaan yang sudah turun menurun dilakoni keluarganya, berpuluh-puluh tahun lamanya.

“Jadi mendulang ini merupakan pekerjaan turun temurun yang sudah ada sejak zaman penjajahan jepang di Indonesia,” ucapnya

Namun, tambahnya, bekerja sebagai Pendulang Intan hingga kini tetaplah bertahan di kalangan masyarakat sekitar, disebabkan harapan masing-masing pendulang untuk bisa mendapatkan sebuah keberuntungan yaitu Intan yang besar.

“Yang kita cari ini kan seperti barang gaib, karena tidak setiap saat dan kapan waktu akan mendapatkannya, sehingga untuk mendapatkan intan diperlukan kesabaran yang tinggi,” jelasnya

Sehingga, sementara belum mendapatkan Intan para pendulang biasanya mengumpulkan emas mentah, yang dihasilkan dari linggangan untuk makan sehari-hari.

Selain itu pula, bekerja sebagai seorang pendulang intan juga memiliki resiko yang cukup tinggi, karena nyawa bisa jadi taruhannya disebabkan bencana longsornya tanah pertambangan yang kapan saja bisa terjadi.

Sementara itu di tempat terpisah, hal senada juga diungkapkan Syaifullah yang juga berprofesi sebagai pendulang Intan, di Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

“Kerja sebagai pendulang ini tidak pasti, kalau pun beralih profesi, kami tidak memiliki pengalaman atau keterampilan dan juga modal,” pungkas Syaifullah yang kerap disapa Iful.

Kepada reportase9.com, Syaifullah mengungkapkan beberapa kali pihak Pemerintah sebelumnya, telah berupaya untuk memberhentikan aktifitas pertambangan Intan Cempaka ini dengan menjanjikan lapangan pekerjaan dan usaha lainnya.

Namun hingga kini pihak masyarakat belum mengetahui sampai dimana rencana tersebut, sehingga beragam kabar dan isu pun mulai berkembang di kalangan masyarakat.

Diantaranya akan dibangunnya perusahaan di kawasan tersebut, akan dilaksanakannya program alih profesi dari pendulang dan menjadi peternak itik, dan lain-lainnya.

“Kalau kami sih kurang setuju kalau di kawasan ini akan dibangun perusahaan, karenakan para pendulang disini rata-rata minim pendidikan. Sedangkan jika beternak itik, kami tidak memiliki lahannya,” ujarnya

Jadi, tambah Syaifullah, diharapkan Pemerintah mengkaji lebih dalam terlebih dahulu keluhan-keluhan masyarakat sekitar jika ingin memberikan pekerjaan lain kepada para pendulang Intan.

“Yang paling penting dari itu semua, pekerjaan apapun yang akan diberikan pemerintah, jangan sampai menghapus profesi sebagai pendulang, karena pekerjaan pendulang ini warisan dari leluhur kami. Kalau pun ingin mensejahterakan para pendulang, cukup berikan kami pekerjaan sampingan saja,” ucapnya kepada reportase9.com

Muhammad Asfiani

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like

More in Berita Utama