AdvertorialKabupaten BanjarKesehatan

“Kawan Manis Best” Inovasi Pemkab Banjar Tanggulangi Permasalahan Stunting

0

BANJAR, REPORTASE9.COM – Permasalahan stunting di Kabupaten Banjar perlu mendapatkan penanganan serius dari segala pihak terkait dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Yang mana IPM dipengaruhi beberapa faktor yaitu pendidikan, kesehatan, pendapatan ekonomi, dan kualitas hidup manusia/masyarakat.

Sebagai level pengukur peringkat pembangunan sebuah wilayah/negara dan pengukur kinerja pemerintah.

Pada Rabu (30/06) yang telah lewat, Bupati Banjar H. Saidi Mansyur mengatakan angka stunting di Kabupaten Banjar cukup besar dan menjadi perhatian bagi pemerintah daerah.

Menurutnya, stunting ini masuk pada program kesehatan ibu dan anak yang menjadi salah satu prioritas pembangunan yang masuk dalam target perencanaan pembangunan jangka menengah daerah.

“ Kedatangan Pj Gubernur Kalsel kemarin juga jadi perhatian kami pemerintah daerah, menyampaikan bahwa angka stunting di Kabupaten Banjar besar, dan ini menjadi ancaman bagi sumber daya manusia Kabupaten Banjar, karena stunting ini bukan hanya kerdil tapi juga terganggu perkembangan otak akan sangat memengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah dan beraktivitas di usia produktif,” ujarnya

“Masalah stunting di Kabupaten Banjar di 2020, kami sudah identifikasi bahwa selain pandemi covid-19 ada beberapa hal penyebab lainnya seperti kurangnya pengetahuan masyarakat dan menjadi perhatian kita. Begitu pula pernikahan dini yang masih tinggi, padahal Pengadilan Agama juga sudah melakukan MoU dengan Dinas Dukcapil. Salah satu masalah penyebab stunting adalah pernikahan dini,” tambahnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar dr.Diauddin saat di konfirmasi pada Senin (05/07) mengatakan, adapun inovasi dari Dinas Kesehatan dalam penanganan stunting yaitu Kelompok Relawan Menuju Anak Indonesia Sehat  Bebas Stunting (Kawan Manis Best) sebagai pelopor disetiap wilayah Kecamatan dan Desa yang ada di Kabupaten Banjar untuk mensosialisasikan pencegahan stunting kepada masyarakat.

“Intinya inovasi yang kita akan bentuk yaitu Kawan Manis Best untuk menssuport dan mempercepat penanganan stunting, karena kalau satu pihak saja yang bergerak pasti lambat dalam penanganannya, dari segi sisi kesehatan Dinkes Banjar hanya bisa menyumbang sebanyak 30% persen sedangkan 70% persennya perlu di dukung dari lini sektor lainnya,”terangnya.

Diauddin juga menjelaskan bahwa angka Stunting Di Kabupaten Banjar di tahun 2020 berada di posisi ke 11 di antara 13 Kota/Kabupaten yang jumlah angka stuntingnya cukup tinggi di Kalimantan Selatan.

“Kalau dari tingkat jumlah angka stunting daerah kita berada di 11 terendah, dan kalau dari presentase berada di angka 20% persen, masih di bawah standar tingkat nasional yang mana standarnya 24% persen, tapi tetap saja harus di tekan lagi, kalau berdasarkan target pada tahun 2024 nanti harus bisa mencapai dibawah 14% persen angka stunting di Kabupaten Banjar,”jelasnya.

Diauddin menambahkan adapun faktor-faktor yang mempengaruhi stunting adalah sanitasi lingkungan yang buruk, kurangnya pengetahuan tentang gizi untuk anak, pernikahan usia dini, pendidikan dan faktor lainnya. Sedangkan daerah yang menjadi penyumbang tertinggi stunting adalah daerah pemukiman di sekitaran aliran sungai.

Sementara untuk data rinci terkait stunting setiap kecamatan dan desa yang ada di wilayah Kabupaten Banjar masih menunggu dari Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Banjar.

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like

More in Advertorial