Berita UtamaKabupaten Kotabaru

Jelang NATARU, Sejumlah Harga Bahan Pokok Melambung Naik di Kotabaru

0

KOTABARU, REPORTASE9.COM- Harga berapa lokal melambung tinggi, jajaran Satreskrim Polres Kotabaru bersama dinas terkait turun langsung mengecek harga bahan pokok (Bapok) di Pasar Kemakmuran Kotabaru.

Pengecekan harga Bapok sendiri dilakukan sebagai salah satu upaya tim untuk mengendalikan inflasi di Kotabaru. Kapolres Kotabaru AKBP HM Gafur Aditya Siregar melalui Kasat Reskrim AKP Abdul Jalil menuturkan pengecekan Bapok mengacu dengan UU Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2012 Tentang Pangan.

Selain itu pencekan Bapok di pasar Korabaur ini juga mengacu pada UU Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2014 tentang Perdagangan, serta radiogram dari Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan Nomor : 500.2.3/8123 /SJ Tanggal 12 November 2022.

” Selain mengecek harga di Pasar Kemakmuran Kotabaru, kami juga mengecek harga Bapok di Gudang Distributor Surya Kencana ,” ujar Jalil, Sabtu (19/11/2022).

Jalil menyebutkan, dari pengecekan di sejumlah toko di pasar kemakmuran terdapat sejumlah komoditas atau Bapok yang mengalami kenaikan harga. Seperti telor ayam ras naik hingga Rp 1000 perkilogramnya, dari harga Rp28 ribu menjadi Rp 29ribu perkilogram.

” Komoditas lainnya yang mengalami kenaikan harga yakni gula pasir. Mulanya di harga Rp13.300 menjadi Rp13.600 perkilogramnya ” ungkapnya.

Sementara itu, untuk harga lain seperti bawang merah juga mengalami kenaikan hingga Rp 2000 rupiah perkilogram, yang mana dari harga Rp32 ribu menjadi Rp 34ribu. Tak hanya itu beras lokal Banjar jenis Mayang kini mengalami kenaikan hingga Rp12 ribu dalam per sak.

” Biasa harganya Rp65 per sak setelah naik 12 ribu kini menjadi Rp77 ribu per sak, sementara yang lain seperti cabai besar hijau Rp 30 ribu perkilo mengalami kenaikan menjadi Rp 33 ribu perkilonya ” paparnya.

Adapun penyebab kenaikan menurut Jalil, dikarenakan banyaknya petani yang gagal panen akibat banjir dan stok beras yang dinilai menipis. Sedangkan untuk harga sembako lainnya juga mengalami kenaikan harga disebabkan adanya Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Jadi, kenaikan harga juga adanya kendala soal akses jalan yang rusak atau longsor di daerah Satui-Tanbu. Jumlah muatan berkurang namun biaya transport-nya tetap,” pungkasnya.

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like

More in Berita Utama