Ekonomi

Harga Ayam Potong Alami Kenaikan Harga Tertinggi

0

REPORTASE9.COMSempat mengalami penurunan harga akibat rendahnya daya beli masyarakat, kini harga ayam potong di Kabupaten Banjar mengalami kenaikan harga tertinggi dalam sejarah.

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar, Dondit Bekti munculnya pandemi Covid-19 dan seiring diterapkannya pembatasan sosial berdampak besar bagi perekonomian.

Salah satunya kepada harga ayam ras patong yang sempat turun akibat rendahnya daya beli, sehingga membuat plasma peternakan ayam melakukan pengurangan populasi (depopulasi).

Akibat dari depopulasi tersebut, komoditas ayam ras kini harganya melejit tertinggi dalam sejarah, mencapai harga 30 ribu rupiah perkilogram di kandang.

“Melejitnya harga komoditas peternakan ayam ras ini merupakan sejarah baru karena menyentuh harga 30 ribu rupiah per kg. Itu baru di kandang, kalau dilihat mata rantainya, di pasaran harga ayam ras potong minimal 35 ribu rupiah per kg,” ungkapnya, melalui video teleconference bersama Jurnalis Banjar, (02/07).

Kenaikan harga yang terjadi, diungkapkan Dondit, diakibatkan plasma peternakan ayam ras melakukan depopulasi untuk menghadapi dampak penurunan daya beli sehingga harga kembali naik.

“Sehingga ketersediaan ayam potong di pasaran menipis, dampaknya harga ayam naik dan dapat meningkatkan pendapatan pedagang, tapi disisi lain pembeli akhirnya menjadi menangis,” sebutnya.

Disamping itu, harga bahan lain seperti daging sapi masih cukup stabil, sedangkan untuk telur bisa digolongkan mahal, tapi tidak semahal daging ayam.

Dondit Bekti menambahkan, pihaknya memprediksi akan terjadi penurunan hewan kurban di tengah situasi pandemi Covid-19 ini.

“Kami memprediksi turun seperti tahun lalu, misalnya tahun kemarin hanya ada sekitar 1130 ekor sapi yang menjadi hewan kurban. Tahun ini kami juga sudah melakukan pengecekan kesehatan hewan dan masih aman, selain itu stoknya juga aman,” terangnya.

Dondit Bekti juga mengingatkan agar masyarakat tak menjadikan hewan sapi betina yang masih produktif sebagai hewan kurban karena ada larangan dari Undang-Undang.

“Tahun lalu sempat ada kecolongan, tapi bisa kita cegah. Jika ada yang nekat menjadikan ternak sapi betina yang masih produktif sebagai hewan kurban, itu bisa dipidanakan,” ucapnya.

Muhammad Asfiani

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

More in Ekonomi