DaerahHiburan

KWA Lejja Siap Jadi Wisata Unggulan Taraf Internasional

0
Kawasan Wisata Lejja akan lebih dikembangkan menjadi objek wisata unggulan bertaraf Internasional

Bupati Soppeng H.A.Kaswadi Razak mengungkapkan bahwa Kawasan Wisata Lejja akan lebih dikembangkan menjadi objek wisata unggulan bertaraf Internasional.

Terkait dengan pengembangan kepariwisataan di Bumi Latemmamala, Kaswadi seperti dilansir dari laman soppengkab.go.id, menegaskan bahwa pemerintah saat ini semakin mengembangkan infrastruktur penunjang kepariwisataan yang ada di Kabupaten Soppeng.

Seperti pembuatan jalan lingkar yang menghubungkan Jalan Poros ke Lejja, demi mempermudah pengunjung dan menghindarkan macet pada saat high Season atau liburan.

“Kedepan kami akan membuat Lejja lebih menarik, seperti membuat kebun binatang,” tambahnya.

Menurut Kaswadi, bahwa selain KWA Lejja menjadi Alternatif pengobatan dengan Belerangnya (sulfur) yang dipercaya mengobati penyakit gatal dan Rematik, kandungan sulfur ini juga bisa dijadikan sebagai bahan perawatan Tubuh (sabun) dan Kosmetik.

Selain itu, lanjut Kaswadi, di Danau Tempe sekarang ini telah dibuat 3 Pulau yang luasnya sekitar 25 hektar per satu Pulau, akan ditata menjadi pulau unik yang menarik yang salah satunya menampilkan kehidupan masyarakat tempo doeloe sebelum tersentuh moderinisasi seperti bagaimana masyarakat menangkap ikan dengan alat tradisional.

Air Terjun Abbuangeng Assue di Desa Umpungeng Soppeng (foto : net)

Mengenai pengembangan Titik tengah Indonesia yang ada di desa Umpungeng, Bupati mengungkapkan bahwa dari jalan poros ke Bulu Batue akan di perbaiki jalanannnya, sedangkan dari Bulu Batue ke lokasi titik tengah akan tetap dipertahankan keasliannya.

Titik tengah Indonesia berada di Desa Umpungeng di Kabupaten Soppeng, Sulawei Selatan (Foto :net)

Kaswadi menuturkan bahwa selain keindahannya, masyarakat di titik tengah ini sejak jaman dulu mempertahankan budaya dan tradisi yang ada di daerah ini, bahkan ada peraturan bahwa semua orang yang mengunjungi titik tengah harus menjadi orang biasa seperti gelar bangsawan dihilangkan atau gelar gelar lain.

“Di umpungeng, semua masyarakat sama, tidak ada bangsawan atau pejabat,” tegasnya.

Susunan batu yang ada di Desa Umpungeng yang dipercaya sebagai altar tempat pelantikan Raja Bugis zaman dulu (Foto: net)

Yang menarik juga di titik tengah ini adalah fenomena alam yang sering muncul pada saat batu yang ada dititik tengah ini kalau di buka, tambah kaswadi.

“Kenapa titik tengah ini ditutup dengan batu purba ? karena dulu kalau terbuka penutupnya akan muncul pusaran angin yang bisa membahayakan anak-anak, makanya harus ditutup dan dipagari untuk mencegah kemungkinan buruk,” tukasnya.

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like

More in Daerah